Kamis, 01 Januari 2009

PKS & FPI Menyikapi Palestina

Tifatul Sembiring
(inilah.com/Raya Abdullah)

INILAH.COM, Jakarta – Solidaritas Islam menyeruak di seantero Indonesia. Mereka mengecam keras serangan Israel yang menewaskan ratusan warga Palestina. Akan ada muhajid yang dikirim organisasi Islam ke Palestina. Perlukah?

Serangan pasukan udara Israel membombardir sejumlah fasilitas pertahanan Hamas di Jalur Gaza yang menewaskan lebih dari 200 orang, Sabtu (27/12), menyalakan kembali resonansi solidaritas Islam di Indonesia. Berbagai ormas dan partai Islam mengutuk serangan brutal Israel tersebut. Mereka melontarkan protes dan seruan aksi balasan atas kebengisan Israel.

Partai Islam terkemuka, PKS, mengutuk keras serangan yang dilakukan tentara Israel terhadap rakyat Palestina. Serangan itu merupakan bentuk kefrustrasian Israel yang tidak dapat memadamkan semangat juang rakyat Palestina.

“PKS mengutuk keras aksi pembantaian Israel terhadap penduduk Gaza yang menyebabkan ratusan orang tewas dan luka-luka,” kata Presiden PKS, Tifatul Sembiring.

Serangan itu membuktikan bahwa negara zionis itu frustrasi. Upaya mereka selama ini meredam semangat perjuangan rakyat Palestina tidak pernah berhasil.

Di Indonesia, aksi brutal tentara Israel juga dikutuk keras Front Pembela Islam (FPI). Untuk itu, FPI akan menyiapkan sekitar 1.000 mujahid untuk rakyat Palestina.

“FPI melaknat dan mengutuk keras gempuran Israel ke Gaza. Untuk itu, 1.000 mujahid segera disiapkan FPI untuk Palestina,” kata Sekjen FPI, Sobri Lubis. Pengiriman 1.000 mujahid itu, untuk membantu rakyat Palestina dalam melawan serangan-serangan Israel. Seribu mujahid itu merupakan pengiriman tahap pertama yang akan dilanjutkan tahap selanjutnya.

Serangan Israel ke wilayah Palestina itu dikhawatirkan menyuburkan kembali radikalisme agama di Indonesia sebagai dampak resonansi politiknya. Solidaritas Islam sejagad ditengarai terus menguat akibat politik zionisme Israel atas Palestina itu.

Akademisi Robert W Hefner melihat, radikalisasi agama itu untuk sebagian, disebabkan meluasnya ideologisasi dan transnasionalisasi Islam ke Indonesia. Juga akibat hilangnya pengaruh para negarawan Islam yang pluralis, liberal, dan tercerahkan seperti Syafrudin Prawiranegara, Sukiman Wirjosandjojo, Prawoto Mangkusasmito, Moh. Roem, Wahid Hasyim, dan Kasman Singodimedjo di kalangan Islam politik di Indonesia karena koersi dan represi Orde Baru.

Transnasionalisasi ini akan mendorong ormas dan partai Islam terus melancarkan gerakan protes atas Israel dan AS, serta akan menjadi amunisi bagi partai-partai Islam dalam memperkuat basis sosial-politiknya dengan melancarkan politik identitas sebagai parpol dan ormas Islam yang komit atas penderitaan rakyat Palestina dan Arab.

Resonansi politik demikian ini, akan memperkuat manuver dan aksi Islam politik yang diagendakan oleh PKS, PPP, PBB dan partai Islam lainnya. Sementara ormas-ormas Islam akan berhimpun kembali dalam satu kesatuan aksi untuk menentang zionisme Israel itu. Sebutlah HTI, MMI, FPI, FUI dan ormas Islam lainnya, hampir pasti terdampak oleh peristiwa ini.

“Resonansi Islam politik ini seakan warming-up partai-partai Islam menjelang pemilu,” kata pengamat politik Islam Ahmad Norma Permata PhD.

Berkaitan dengan itu, survei Lembaga Survei Indonesia (LSI), Oktober 2006 menyebutkan dari 1.092 informan yang diwawancarai, yang mendukung organisasi-organisasi Islami, seperti Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) yang pro-syariat Islam, mencapai 16,1%. Sedangkan 17,4% mendukung Jamaah Islamyiah, organisasi yang kerap diidentikkan dengan teroris dan Islam radikal.

Dalam konteks serangan Israel ke Gaza itu, Mesir mencoba menutupi kesalahannya menutup perbatasan dengan Gaza, sehingga menyebabkan 1,5 juta rakyat Palestina di wilayah yang dikuasai Hamas itu bagai sansak hidup dan rentan terhadap serangan Israel. Itulah sebabnya, setelah serangan terjadi, dunia Arab mengecam peran Mesir bersama Israel yang memblokade Jalur Gaza menyusul naiknya Hamas sebagai penguasa wilayah itu pada Juni 2007.

Akibatnya, di Lebanon, sekitar 4.000 pengunjuk rasa turun ke jalan menuju kamp pengungsian di kawasan selatan negara itu untuk menyampaikan kecaman atas serangan itu secara umum, khususnya terhadap peran Mesir yang ikut memblokade Gaza. [I4]

Tidak ada komentar:

Tiyo57